/*** Featured Categories ***/ img.label_thumb{ float:left; padding:5px; border:1px solid #8f8f8f; background:#D2D0D0; margin-right:10px; height:55px; width:55px; } img.label_thumb:hover{ background:#f7f6f6; } .label_with_thumbs { float: left; width: 100%; min-height: 70px; margin: 0px 10px 2px 0px; adding: 0; } ul.label_with_thumbs li { padding:8px 0; min-height:65px; margin-bottom:10px; } .label_with_thumbs a {} .label_with_thumbs strong {}

GEOMORFOLOGI

Selasa, 13 Januari 2015

GEOMORFOLOGI

1.      Jelaskan apa yang dimaksud dengan daerah lipatan, mengapa melipat, dan berikan penjelasan dengan gambar?
Jawab:
Struktur Lipatan (Fold/Folded/Folding) adalah lekukan-lekukan di lapisan batuan dan terjadi atas bended, bawah, atau kekuatan tekanan samping adalah penyebab utama dari lipatan.
a.      Pengertian Lipatan Menurut Ahli :
v  Menurut Hill (1953)
Lipatan merupakan pencerminan dari suatu lengkungan yang mekanismenya disebabkan oleh dua proses, yaitu bending (melengkung) dan buckling (melipat). Pada gejala buckling, gaya yang bekerja sejajar dengan bidang perlapisan, sedangkan pada bending, gaya yang bekerja tegak lurus terhadap bidang permukaan lapisan. 
v  Menurut Billing (1960)
Lipatan merupakan bentuk undulasi atau suatu gelombang pada batuan permukaan.
v  Menurut Hob (1971)
Lipatan akibat bending, terjadi apabila gaya penyebabnya agak lurus terhadap bidang lapisan, sedangkan pada proses buckling, terjadi apabila gaya penyebabnya sejajar dengan bidang lapisan. Selanjutnya dikemukakan pula bahwa pada prosesbuckling terjadi perubahan pola keterikan batuan, dimana pada bagian puncak lipatan antiklin, berkembang suatu rekahan yang disebabkan akibat adanya tegasantensional (tarikan) sedangkan pada bagian bawah bidang lapisan terjadi tegasan kompresi yang menghasilkan Shear Joint. Kondisi ini akan terbalik pada sinklin.
v  Menurut Park (1980)
Lipatan adalah suatu bentuk lengkungan (curve) dari suatu bidang lapisan batuan.

Kesimpulannya Lipatan adalah perubahan bentuk dan volume pada batuan yang ditunjukkan dengan lengkungan atau melipatnya batuan tersebut akibat pengaruh suatu tegangan (gaya) yang bekerja pada batuan tersebut. Pada umumnya refleksi pelengkungan ditunjukkan pada pelapisan pada batuan-batuan sedimen atau foliasi pada batuan metamorf. lipatan adalah penyebab penting dari pembentukan gunung.

b.      Jenis lipatan
1.      Antiklin adalah serangkaian lapisan atas melengkung dengan bagian sisi (kaki) mencelupkan ke arah yang berlawanan dari bagian tengah lipatan perpecahan dengan plane yang disebut bidang aksial dan diamati pada puncak (plan) pandangan sebagai sumbu lipatan permukaan yang tererosi ini menunjukkan batuan menjadi semakin muda jauh dari sumbu lipatan (fold axis)


2.      Sinklin adalah serangkaian lapisan bawah melengkung dengan kaki mencelupkan ke dalam arah yang berlawanan terhadap sumbu lipatan permukaan yang tererosi ini menunjukkan batuan menjadi semakin tua jauh dari sumbu lipatan.
Berikut ini adalah gambar komponen dalam suatu lipatan:
Keterangan:   a. lipatan tegak  b. lipatan miring c. lipatan rebah  d. Lipatan                            menggantung  e. lipatan isoklin   f. lipatan kelopak  


c.       Beberapa definisi tentang lipatan :
a.       Sayap Lipatan, yaitu bagian sebelah menyebelah dari sisi lipatan
b.      Puncak Lipatan, yaitu titik atau garis yang tertinggi dari sebuah lipatan
c.       Bidang Sumbu Lipatan, yaitu suatu bidang yang memotong lipatan,membagi sama besar sudut yang dibentuk oleh lipatan tersebut.
d.      Garis Sumbu Lipatan,yaitu perpotongan antara bidang sumbu dengan bidang horizontal.
e.       Jurus (Strike), yaitu arah dari garis horizontal dan merupakan perpotongan antara bidang yang bersangkutan dengan bidang horizontal.
f.       Kemiringan (Dip), yaitu sudut kemiringan yang tersebar dan dibentuk oleh suatu bidang miring dengan bidang horizontal dan diukur dengan tegak lurus dengannya.

d.      Tipe khusus anticlines dan synclines :
a.       Lipatan Simetris - adalah lipatan dengan sisi menunjukkan gambar cermin sehubungan dengan bidang aksial
b.      Lipatan Asimetris - lipat tanpa bayangan cermin dalam terhadap bidang aksial
c.       Lipatan Terbalik - lipatan di mana bidang aksial dimiringkan dan tempat Dip akan ke arah yang sama di kedua sisi bidang aksial
d.      Lipatan Telentang  - lipat dengan bidang horisontal aksial
e.       Lipatan non-plugging dan plugging :
Lugging adalah memiringkan lipatan ke arah depan atau belakang - semua anticlines dan synclines memiliki beberapa tingkat terjun non-plugging lipatan garis hubungan memisahkan formasi ditampilkan dalam tampilan permukaan sejajar dan lurus garis hubungan dalam salah satu dari dua pandangan profil horisontal dan sejajar hubungan dalam tampilan profil lain melengkung ke atas atau bawah dalam plugging lipatan hubungan baris di tampilan permukaan melengkung garis hubugan dalam salah satu pandangan profil dip ke arah garis hubungan terjun dalam tampilan profil lain yang melengkung ke atas atau bawah garis hubungan permukaan antara formasi yang convexed (ditutup) ke arah terjun untuk antiklin yang dan cekung (terbuka) ke arah terjun untuk sinklin
f.       pembentukan dan lokasi minyak bumi dan gas alam dikaitkan dengan anticlines dan synclines. Daerah ladang minyak bumi di Indonesia umumnya terletak pada daerah geosinklinal yang oleh J.H.F Umgrove disebut Idiogeosinklinal. Adakalanya sebuah daerah lipatan terjadi dari beberapa antiklinal dan sinklinal. Deretan semacam itu masing- masing disebut antiklinorium dan sinklinorium.
a.       Lipatan (fold) terdiri atas berbagai bentuk, di antaranya sebagai berikut:
b.      Lipatan tegak (symmetrical fold) terjadi karena pengaruh tenaga radial, kekuatannya sama atau seimbang dengan tenaga tangensial.
c.       Lipatan miring (asymmetrical fold) terjadi karena arah tenaga horizontal tidak sama atau tenaga radial lebih kecil daripada tenaga tangensial.
d.      Lipatan rebah (overturned fold) terjadi karena tenaga horizontal berasal dari satu arah.
e.       Lipatan menutup (recumbent fold) terjadi karena hanya tenaga tangensial saja yang bekerja.
jj.jpg
 







Jika berbicara  mengenai  lipatan  ada  beberapa macam  sebagai  akibat  dari  kekutan  yang membentuknya, yaitu lipatan tegak, miring, menggantung, isoklin, rebah, kelopak, antiklinoriun, dan sinklinorium.   Di  dunia  ini  banyak  terdapat  daerah  lipatan  yang  memperlihatkan  bentukan  topografi yang  jelas,  lipatan  yang  terkenal  adalah  Sirkum  Pasifik  dan  lipatan  Alpina.   Kedua  lipatan  tersebut mempunyai  kelanjutan  di  Indonesia.  Lipatan  Alpina  di  Indonesia berupa  sistem  pegunungan  Sunda yang terbentang di Indonesia mulai dari Sumatera,  Jawa, Nusra, Maluku, dan berakhir di P Banda. Lipatan  ini  merupakan  busur  dalam  yang  Indonesia  bersifat  volkanis  dan  busur  luar  yang  non vulkanis.  Demikian  pula  dengan  lipatan  Sirkum  Pasifik   dari  Pilipina  bercabang  ke  Kalimantan  dan Sulawesi  dan  seterusnya.
Pegunungan bukit barisan di Sumatera dari daerah sebelah barat Aceh sampai lampung dalam jarak kira-kira 1050 km disebelah barat, pegunungan ini miring kearah lautan Indonesia dan sebelah timur miring ke daerah pantai timur Sumatera. Pegunungan bukit barisan ini dicirikan oleh lipatan-lipatan yang arahnya sejajar dengan pulau Sumatera.
Kesimpulannya bahwa daerah lipatan adalah daerah yang terbentuk karena tekanan horizontal pada lapisan batuan liat atau elastis sehingga terjadi penggelombangan dan terbentuknya punggung atau antklinal dan lembah pegunungan lipatan atau sinklinal. (Sudarmi, 2013:25)

Sumber :
Drs. Sudarmi, M.Si. 2011.geologi dasar. Universitas Lampung: Bandar lampung.
http://geoanis.blogspot.com/2012/04/lipatan-foldsflexures.html. Diakses tanggal     09 November 2014. Pukul             20.53.             







2.      Sebutkan dan jelaskan bentukan-bentukan khas di daerah berstruktur lipatan dan berstruktur patahan dan berikut dengan gambarnya?
Jawab:
Di daerah yang berstruktur lipat dapat dijumpai beberapa bentukan yang merupakan bentukan khasnya.Adapun bentukan-bentukan khas tersebut berikut ini disajikan secara satu persatu.
1.      Bentukan khas di daerah lipatan  
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmYH5UkRsRe3D7XMukfGwD2_zIkMNzqzMsabnKVn3s_pjFkxBz9JOz_cx8qyj5b0XWAM_OHXmvWHT3oEmoXaJ2A2JMZ6TfaxhyxcqV-uHkOTdtoEymfiBfLtlOxN0N2kLkliVCWki_7nI/s1600/macam+lipatan.jpg
Pertama kali yang harus disadari bahwa suatu daerah yang berstruktur lipatan, oleh tenaga eksogen dihancurkan melalui proses denudasional, sehingga permukaan menjadi rata. Oleh karena itu kenanpakan topografi seperti antiklinal dimungkinkan bukan menjadi punggungan topografi, demikian pula sinklinal ditemukan bukan merupakan lembah. Di samping itu, dimungkinkan pula terjadi pembalikan relief (inversion of relief) sebagai akibat dari bekerja ulangnya tenaga endogen. Bentukan khas yang terdapat pada daerah berstruktur lipatan yang berkenaan dengan pembentukan lipatan kulit bumi belum dijumpai pembentukan baru, pada umumnya telah mengalami beberapa siklus geomorfologi, sehingga bentanglahan yang ada banyak yang dijumpai multi siklis.

Walaupun di banyak tempat di permukaan bumi ini telah mengalami proses demikian, di daerah yang berstruktur lipat dapat dijumpai beberapa bentukan yang merupakan bentukan khasnya. Adapun bentukan-bentukan khas tersebut berikut ini disajikan secara satu persatu :
1.      Bentukan berupa pola aliran trellis, Pada bagian terdahulu telah dikemukan mengenai pola pengaliran trellis itu terdiri atas lembah-lembah besar yang sejajar satu sama lain (lembah subsekwen), dan anak-anak sungainya yang bermuara tegak lurus pada sungai yang sejajar tersebut. Anak-anak sungai tersebut merupakan lembah obsekuen, resekwen atau konsekwen.
2.      Bentukan berupa punggungan antiklinal (anticlinal ridge), Merupakan punggungan atau pegunungan yang bertepatan dengan sinklinal. Pada umumnya deretan pegunungan itu sejalan dengan sumbu/strike dari antiklinal itu. Bentuk punggungannya membulat dan relief halus, dengan lerengnya berupa dip dari struktur.
3.      Bentukan berupa lembah antiklinal (anticlinal valley), merupakan lembah-lembah yang berkembang sepanjang sumbu antiklinal. Bentukan ini benar-benar menunjukkan pembalikan relief.
4.      Bentukan lembah sinklinal (synclinal valley), merupakan lembah yang berkembang sepanjang sumbu sinklinal.
5.      Bentukan punggungan sinklinal (synclinal ridge), Merupakan punggungan yang berkembang sepanjang sumbu sinklin. Ini pun menunjukkan adanya pembalikan relief yang sempurna. Punggungannya biasanya lebar dengan lereng yang curam.
6.      Bentukan berupa punggungan homoklinal (homoclinal ridge), Punggungan homoklinal merupakan punggungan yang terdapat disetiap antiklinal/sinklinal akibat pengirisan lembah pada saya dan sepanjang sayap itu., dengan sendirinya punggungan ini akan berupa cuesta atau hogback tergatung kepada besarnya kemiringan struktur. Bisanya bentukan ini dibatasi oleh adanya pergantian kekerasan lapisan batuan yang berselang seling antara lapisan batuan lunak dan lapisan yang keras.

Cuesta adalah bentuk punggungan atau bukit yang kemiringan lerengnya tidak sama sebagai akibat dari kedudukan lapisan-lapisan batuan pembentuknya yang landai. Cuesta mempunyai lereng belakang (back slope) yang landai dan lereng muka (inface) lebih curam. Apabila cuesta dengan kedudukan lapisan batuan itu cukup curam dan kedua lereng bukit mempunyai kemiringan yang hampir sama, maka dinamakan Hogback. Sedangkan bila kedudukan lapisan itu mendatar, bukit yang demikian dinamakan messa. Messa yang berukuran kecil disebut butte.
Bentukan berupa lembah homoklinal (homoclinal valley), Merupakan lembah yang berkembang pada sayap antiklin atau sinklin. Sayap antiklin yang berkembang menjadi lembah ini disebabkan oleh proses erosi/denudasi yang kuat.

2.      Bentukan khas di daerah struktur kubah (dome).
Bentukan khas di daerah struktur kubah dan antiklin adalah berbentuk elips dan bentuknnya tergantung pula oleh kemiringan lapisan-lapiasn batuan penyusunnya serta tingkat erosi yang telah terjadi pada daerah tersebut. Seperti halnya di daerah struktur lipatan , pada struktur kubahpun pada umumnya  telah  mengalami  erosi   pada  tingkat  lanjut  dalam  arti  erosi  yang  bekerja  sudah  sangat intensif. Adapun  bentukan-bentukan  yang  khas  pada  daerah dengan struktur kubah yaitu:
a.       Pola pengaliran
Pola pengaliran biasanya radial pada kubah muda dengan lembah termasuk lembah konsekuen. Pola  pengaliran  anular  pada  kubah  usia  dewasa.  Pola ini  memperlihatkan  sungai-sungai  besar membentuk  lingkaran  dan  anak-anak  sungai  bermuara  tegak  lurus  dengan  sungai  induk.

jdnkml.jpg
 










b.      kkjkml;.jpgTerdapat bentukan Cuesta, Hogback, Messa, Butte,Flat iron. Messa,  butte,  dan  flat  iron  ini  pada  dasarnya adalah  suatu  bukit  sisa  yang  ada  di   daehar yang  berstruktur  kubah.  Biasanya  bukit sisa  ini material  batuannya  adalah  resisten,  sehingga dengan  material  yang  resisten  terhadap  erosi membentuk   topografi  yang  menjulang dibandingkan  dengan  deerah  sekelilingnya.








3.      Bentukan khas di daerah struktur patahan
Di atas  telah  pula  dijelaskan  secara  panjang  lebar,  bahwa  patahan  itu  terjadi   oleh  tekanan  atau tarikan yang menyertai bentuk lipatan, kubah, kerutan yang disertai dengan pergeseran. Adapun bentukan-bentukan khas daerah lipatan antara lain:
b.      Flexure
Flexeure adalah  suatu bentukan  yang terjadi  jika  pergeseran ke arah vertikal antara dua blok batuan   yang  besar,  hanya  melampaui  jarak  yang  tidak  panjang,  sehingga  antara  dua  massa batuan  yang  bergeser  tersebut  tidak  sampai  putus,  melainkan  hanya  terjadi   atau  membentuk takikan saja.
Kemudian mengenai apakah sesar itu mampu membuat suatu morfologi yang jelas ?
Berkaitan dengan pertanyaan tersebut ada dua pandangan yang satu sama lainnya mempunyai perbedaan.   Pandangan  yang  menjelaskan  bahwa  gradasi  lebih  cepat  dari  pada  sesar  dalam mebentuk  morfologi,  sehingga   sesar  yang  ada  dianggap  bukan  hasil  patahan  secara  langsung, tetapi akibat erosi di atas sesar atau patahan yangtelah ada baik yang lama maupun yang masih baru. Sesar yang ada sekarang telah tererosi sejakzaman Mesozoicum, pada saat awal terjadi pelipatan (Spurr , dalam Lobeck: 1930: 540). Pandangan yang kedua, menyatakan bahwa sesar dapat  mengalahkan  degradasi  sehingga  dapat  membentuk  morfologi  secara  langsung.  Pada dasarnya keduanya mempunyai persamaan bahwa permukaan bumi ini terbentuk karena adanya ketidakstabilan, apakah stabil dalam hal geologi dan geomorfologi yang stabil atau tidak stabil.
Pada daerah yang stabil, dimana morfologi akibat sesar merupakan hal  yang biasa. Jadi kedua Flat iron pandangan tersebut masing-masing mempunyai kebenaran, artinya ada morfologi yang langsung merupak akibat sesar dan ada pula yang disebabkan oleh erosi di atas daerah yang berstruktur patahan.
c.       Tebing
Tidak setiap tebing merupaakan hasil patahan, karena ada yang disebabkan oleh hal yang lain. Misalnya  tebing  pada  cuesta,  hogback,  messa,  butte  ,  tebing  pada  kelokan  meander  dan  lain sebagainya terjadi bukan karena sesar. Tebing akibat patahan disebut  Fault scrap, sedangkan terjadi bukan kerena patahan disebut  Escarpment.Jadi Scarp ada dua  yaitu fault scrap dan escarpment. Tebing yang terjadi ada hubungannya dengan sesar ada dua macam (Lobeck, 1930: 563), yaitu:
1.      Fault  scarp  yaitu  tebing  yang  terjadi  langsung  kerena  sesar.  Tebing  seperti  ini   mungkin mengalami pemunduran oleh erosi, pelapukan atau masswasting. Oleh karena itu ada tebing muda, dewasa dan tua dalam perkembangannya.
2.      Fault line scarp, yaitu tebing yang terjadi oleh pengerjaan erosi pada garis patahan, karena di kiri kanan garis patahan itu terdapat batuan yang berlainan daya tahannya terhadap erosi. Kenyataanya, tebing bisa terbentuk tersusun atau bertebing majemuk ataupun bertingkat. Hal ini terjadi kemungkinan terjadi karena beberapa kemungkinan yaitu:
ü  Mula-mula  fault  scrap  terbentuk,  kemudian  bagian  atas  dari  bagian  yang  turun  teerkikis, sehingga dasar tebing menggeser ke bawah. Dengan demikian tebing bagian bawah adalah fault line scarp.
ü  Mula-mula  fault  scarp  terbentuk,  tetapi  terbentuknya  berulang  menghasilkan  step  fault, sehingga  terbentuklah  tebing  bessusun.  Di  samping  juga  proses  erosi  terus  bekerja  untuk menghasilkan fault line scrap.
Berbicara mengenai fault scarp agar dibedakan dengan escarpment, karena keduanya memang berbeda. Untuk itu perlu mengenal tanda-tanda faultscarp, yaitu Adanya singkapan bidang sesar yang jelas yang memperlihatkan antara lain:
ü  Peralihan yang tiba-tiba dari permukaan yang curam, tanpa ada perbedaan dalam batuan (litologis).
ü  Pergeseran lapisan-lapisan batuan antara dua daerah  yang dipi-sahkan oleh  tebing  yang berpotongan dengan sistem pelapis-annya.
ü  njdnjdncjnjdnj.jpgDaerah luas yang retak-retak atau hancur berupa bukit dan lem-bah yang berserakan. Bukit yang seolah-olah tergelincir pada tebing.



Singkapan bidang sesar :
ü  Dasar tebing berupa garis lurus atau pada garis besarnya merupakan garis lurus.
ü  Ujung bukit-bukit berbentuk segitiga  yang berdampingan, melurus dengan sudut kemiringan yang kecil.
ü  Terdapat lembah melayang/hanging valley pada tebing.
ü  Pada dasar tebing muncul sumber-sumber mata air.
ü  Adanya bidang gesekan (slicken slide), yaitu permukaan tebing yang dilicinkan oleh bongkah-bongkah yang bergerak dengan goresan-goresan yang dapat menerangkan arah pergeseran
ü  kjmckdml.jpgTerdapatnya batuan beku luar yang terputus oleh adanya tebing, bentukan ini disebut dengan batu gantung (louderbacks).






Pegunungan bongkah (block mountain), mempunyai artiluas yang mencakup:
ü  Monoklinal block
ü  Tiltt block basin (blok pada cekungan)
ü  Tilt block mountains (blok pada punggungan)
chjbjnj.jpg
 




c.       Horst  (blok  patahan  yang  relatif  naik)  dan  graben  (bagian  dari  blok  patahan  yang  relatif  turun.
Bentuk  horst  dan  graben  (slank  dan  horst). Graben  adalah  suatu  depresi  patahan  yang  sempit dan  memanjang  serta  dibatasi  oleh  suatu  bidang  patanhan.  Sedangkan  Hosrt  merupakan  blok memanjang yang muncul dan lebih tinggi dari daerah sekitarnya. Graben dan horst ini mempunyai jenis yang bervariasi, yaitu:



1.      Graben sederhana/tunggal
2.      Horst sederhana/tunggal        
3.      Graben campuran
4.      Horst campuran
5.      Graben resekuen
6.      Asosiasi dengan fenomena vulkanis  


b h.jpgDari jenis graben dan hoesrt yang telah dikemukakandi atas , maka untuk mempermudah dalam memahaminya disajikan dalam gambar-gambar sebagai ilustrasi. Adapun ilustrasi tersebut dpat dilihat pada Gambar 5 – 20 berikut.





d.      Bentukan khas pada sesar normal. Betukan  topografi  pada  sesar  normal,  keadaanya berlain-lainan  tergantung  kepada  batuannya,  apakah batuannya  homogim  atau  batan  yang  berlapis-lapis dengan  kekerasan  yang  berbeda-beda  pula  sesuai dengan  meterial  batuan  penyusunnya.  Pada  batuan homogin, bentukan yang dihasilkan oleh sesar tersebut adalah  berupa  pegunungan  yang  terangkat   atau dimiringkan sepanjang bidang patahan, kemudian padabatuan yang berlapis-lapis akat terdapat topografi  yang berlainan.  Jika  daerah  tersebut  berupa  antiklinal  yang terpatah-patah  atau  merupakan  suatu  deretan hogbacks  atu  berupa  deretan  pegununan  homoklinal ataupu  merupatan  deretan  cuesta  tergantung  kapada kemiringan  lapisan  batuan  yang  tersesarkan.
jjnjn.jpg
 







e.       Bentukan khas pada sesar naik bersudut besar
Akibat  sesar  naik  dengan  sudut  yang  besar  menghasilakan  bentukan  dengan  pengulangan pelapisan.  Jika  mengalami  erosi  akan  terbentuk  pula pola  pengaliran  yang  sama  dengan  di daerah pelipatan atau daerah tersebut berlapis-lapis, dimana perlapisannya miring silih berganti antara  lapisan  satu  dengan  lapisan  yang  lainnya  (lapisan  keras  dan  lapisan  yang  lebih  lunak.
jnjml.jpg
 





f.       Bentukan khas pada sesar naik bersudut kecil (kelopak/thrust fault) Bentukan yang terjadi pada kondisi ini biasanya kurang jelas, karena pergesesran yang terjadi meliputi  daerah  yang  jauh,  sebagai  akibat  dari  pergerakan  massa  kulit  bumi  yang  relatif  jauh dengan sudut kemuringan yang kecil, patahan ini terjadi pada jenis trust fault (Lobeck, 1939: 559).
Setelah  kelopak  tererosi,  terkadang  yang  tinggal  hanya  sisa-sia  berupa  bukit  kecil  karena  ada bagian batuan yang resisten. Bukit-bukit kecil tersebut diberi nama klippe,  yaitu secara topografi merupakan  sisa  kelopak  (nappe  outlier)  yang  sama  dengan  cuesta  outlier  dan  plateau  outlier.
jnknl;m.jpgTetapi  secara  struktur  tidak  sama,  karena  perlapisannya  mempunyai  perbedaan,  yaitu  lapisan yang  lebih  tua  ada  di  atas  lapisan  yang  lenih  muda, sebagai  akibat  dari  lapisan  yang  tebal menyusup ke bawah. Pada  permulaan  pengirisannya,  suatu  kelopak  mungkin sekali  secara  setempat-tempat  dan memperlihatkan lapisan yang lebih muda terletak di bawahnya.






guhuhu.jpg
 





g.      Bentukan khas pada sesar transcurrent
Sesar transcurrent ini  merupakan sesar yang  bergerak  secara  horizontal.  Hasil dari  proses  ini  akan  terlihat  bila  ada suatu  bentukan  yang  lurus  tiba-tiba terpotong atau terputus. Misalnya suatu deretan  pegunungan  atau  perbukitan yang tampak terpotong,  belokan sungai yang dengan tiba-tiba, dan lain-lain.

ghj.jpg 








Perkembangan Fault Scarp Di Daerah Struktur Patahan :
Pada  bagian  terdahulu  telah  diuraikan  mengenai  tebing  dan  bidang  patahan,  dan  bagian  berikut disajikan  tentang  perkembangannya.  Adapun  perkembangan  ada  beberapa  tingkat,  yaitu  muda, dewasa, dan tua. Pada tingkat muda - dewasa:
a.       Batuan  pada  bidang  patatahan,  terutama  dekat  dasarnya,  memper-lihatkan  bekas-bekas gesekan yang disebut cermin gesekan atau slickensides.
b.      Tebing pada bagian dasarnya diakhiri oleh garis patahan.
c.       Pada dasar tebing biasanya keluar air panas atau lava.
d.      Lereng  pegunungan  yang  meanjang  mengikuti  garis  patahan  pada  mukanya  dan didasari oleh garis lurus atau sedikut membengkok, tetapi sederhana.
e.       Muka tebing memotong struktur.
f.       Terdapat lounderbacks (batuan beku luar yang terputus-putus)
Pada tingkat Dweasa - Tua:
a.       Cermin gesekan telah dihancurkan oleh proses-proses subserial
b.      Lounderbacks telah hancur
c.       Pada dasar tebing terdapat aluvial fan
d.      Muka sesar telah teris-iris oleh proses-proses subserial, pada ujung bukit-bukit yang berderet di  dapat  permukaan-permukaan  yang  terbentang  segitiga  dengan  lembah-lembah  yang berbentuk  gelas  anggur.  Kalau  lembah-lembah  yang  berbentuk gelas  anggur  itu bertingkat tingkat, berarti telah terjadi pengangkatan yang terputus-putus.
e.       Puncak tebing membulat oleh pelapukan dan erosi.
f.       cfvgbhnjmk.jpgRelief akibat sesar telah halus. Untuk dapat memperjelas tentang perkemabangan padadaerah lipatan, dome, dan patahan, berikut ini disajikan gambar-gambar sebagai ilustrasi dari perkembangan suatu bentukan.








Sumber : https://helpmeups.files.wordpress.com/2012/. Diakses tanggal 09                             November 2014. Pukul 10.00.
                Herlambang,Sudarno, 2004 , Dasar-dasar Geomorfologi.




3.      Di permukaan bumi ini ada dijumpai bentang lahan yang multisiklis, jelaskan apa maksudnya, dan mengapa demikian?
Jawab:
Multisiklis berasal dari kata “Multi” dan “Siklis”. Multi yang berarti banyak dan siklis yang berhubungan dengan siklus. Sehingga bentanglahan yang multisiklis adalah bentanglahan yang banyak terjadi karena siklis atau siklus yang beragam.
Multisiklis yang terjadi  menyebabkan bentanglahan tersebut beragam bentuknya serta dengan bentanglahan yang lain pasti mempunyai variasi atau keunikan sendiri. Oleh karena itu daerah lipatan, kubah maupun patahan mempunyai bentukan-bentukan khas. Unsur yang menyebabkan terjadinya bentanglahan multisiklis antara lain:
Ø  Antiklinal ( punggung lipatan )                      
Ø  Inti Antiklinal dan Inti Sinklinal
Ø  Sinklinal ( lembah lipatan )
Ø  Sumbu antiklin dan sumbu Sinklinal
Ø  Sayap Lipatan                        
Ø  Bidang simetri
jj.jpgContoh bentukan-bentukan khas pada daerah lipatan antara lain pada gambar dibawah ini:






Sumber : Kamus besar bahasa indonesia, kbbi.web.id.
4.      Jelaskan apa yang dimaksud dengan Dip dan Strike, apa manfaat mempelajarinya?
Jawab :
Bentuklahan  hasil  bentukan  struktural  ditentukan  oleh  tenaga  endogen  yang  menyebabkan deformasi  perlapisan  batuan  dengan  menghasilkan  lipatan,  kubah,  dan   patahan  serta perkembangannya.
Deformasi perlapisan batuan ini menyebabkan adanya deformasi sikap perlapisan yang  semula  horisontal  menjadi  miring  atau  tegak  dan  membentuk  lipatan.  Penentuan  nama  suatu bentuklahan struktural pada dasarnya di dasarkan pada sikap perlapisan batuan (dip dan strike).
a.       Strike dan Dip adalah sikap atau karakteristik dalam batuan yang dihasilkan oleh forces geologi maupun sekarang setelah batuan terlipat (ditekuk) atau faulted (retak dan bergerak di sepanjang celah jarak yang cukup jauh).
ü  Strike adalah garis imajiner dengan arah kompas membangun pada permukaan tempat sedimen atau kesalahan di mana semua titik pada garis yang elevasi setara - arah kompas biasanya ditunjukkan sebagai bantalan.
ü  vgbhjbjn.jpgDip adalah garis imajiner membangun menuruni lereng di tempat sedimen atau fault arah dip tegak lurus terhadap arah strike dan biasanya dinyatakan dalam bantalan dan sudut kemiringan (dip) diukur dari bidang horizontal ke bagian atas tempat  atau fault, sudut dip tidak boleh melebihi 90 derajat.
https://html1-f.scribdassets.com/4v70xmf8qo2xnzn5/images/13-5cc8347594.jpg
Ø  Manfaat mempelajari DIP dan STRIKE yaitu kita bisa menganalisa arah STRIKE dari singkapan bahan galian, kemiringan DIP dari bahan galian, penyebarannya,tingkat kestabilan lereng berdasarkan kekar dan sesar selain itu masih banyak lagi pokoknya penting.
Manfaat mempelari Lipatan:
a.       Mampu mengetahui jenis lipatan, mengelompokkan jenis lipatan dan pola tegasan yang menyebabkan lipatan itu terjadi.
b.      Mampu menginterpetasi pada peta bentukan lipatan dengan melihat pola kontur, pola pengaliran.
c.       Mengetahui bagian-bagian (unsur-unsur) dari suatu lipatan.
d.      Dalam perminyakan bisa dijadikan sebagai tempat cebakan minyak dan gas bumi.
e.       Sebagai perencanaan pembangunan penambangan pada dunia tambang.

Sumber : https://ml.scribd.com/doc/173320757/Bentuk-Lahan-Asal-Struktural.                      Diakses tanggal 09 November 2014. Pukul 10.05.











5.      Jelaskan samakah antara fault scrap dan escrapment , apa yang menyebabkan pembentukannya?
Jawab:
Patahan atau sesar (atau istilah geologynya) "fault" adalah satu bentuk rekahan pada  lapisan batuan bumi yang memungkinkan satu blok batuan bergerak relatif terhadap blok yang  lainnya. Pergerakannya bisa relatif turun, relatif naik, ataupun bergerak relatif mendatar  terhadap blok yg lainnya.
Tenaga pembentuk daerah yang berstruktur patahan, adalah tenaga endogen yang mengakibatkan kulit bumi bergerak mendatar dengan berlawanan arah atau bergerak ke bawah atau ke atas, yang sering disebut dengan kekar, rekahan atau retakan yang cukup besar. Kulit bumi mengalami sesar dimana patahan yang disertai dengan pergeseran kedudukan lapisan yang terputus hubungannya (fault).
Fault scarp adalah tebing yang terbentuk akibat patahan.
Sedangkan Escarpment adalah tebing yang terjadi bukan karena patahan.
Fault scarp terjadi karena mengalami pemunduran oleh erosi, pelapukan atau mass wasting.
Tanda-tanda terjadinya fault scarp:
a.                       Adanya singkapan bidang patahan, dimana terjadi pergeseran lapisan-lapisan batuan antara dua daerah yang dipisahkan oleh tebing yang berpotongan dengan system pelapiasannya.
b.                       Dasar tebing berupa garis lurus
c.                       Ujung-ujung bukit berbentuk segitiga yang berdampingan, melurus dengan sudut kemiringan yang kecil.
d.                      Terdapat hanging valley pada tebing
e.                       Pada dasar tebing muncul sumber mata air
f.                        Adanya bidang gesekan
g.                       Terdapatnya batuan beku luar yang terputus oleh adanya tebing.

Secara garis besar, sesar dibagi menjadi dua, yaitu sesar tampak dan sesar buta (blind fault). Sesar yang tampak adalah sesar yang mencapai permukaan bumi sedangkan sesar buta adalah sesar yang
terjadi di bawah permukaan bumi dan tertutupi oleh lapisan seperti lapisan deposisi sedimen. Pengenalan sesar di lapangan biasanya cukup sulit. Beberapa kenampakan yang dapat digunakan sebagai penunjuk adanya sesar antara lain :
a.       Adanya struktur yang tidak menerus (lapisan terpotong dengan tiba-tiba)
b.      Adanya perulangan lapisan atau hilangnya lapisan batuan.
c.       Kenampakan khas pada bidang sesar, seperti cermin sesar, gores garis.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMApUm28I0zQ7u0Tl0k2aLa7CPsAyMoZpmPSfg6v-a3kpjXvhc7cAJy90Gqy3nSS2RLQvnuO1qpnzyu7CX1CUziJUM2an08y3ZZUzFm9hAiLejiRcBx5VwDZzorN8fJAPmFpmIEV68a_nn/s320/3.jpgGambar 3. Gores Garis (slickens slides)
d.      Kenampakan khas pada zona sesar, seperti seretan (drag), breksi sesar, horses, atau lices, milonit.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwoAdtL98heII9l9pNsK6ni5HD-YYnhDr0qOga3DQqd9zNWf99MUeAq_WnfWoGqMAc1BV2f6Ili_CHUyKJ1fzFtQ5etNh-JvYf4tOSWCtSxMXaUQKc_r0GUQgXBe1Z_aAzHGeFFlYfLXXf/s320/4.jpg
Gambar 4. Zona sesar
e.       Silisifikasi dan mineralisasi sepanjang zona sesar.
f.        Perbedaan fasies sedimen.
g.      Petunjuk fisiografi, seperti gawir (scarp), scarplets (piedmont scarp), triangular facet, dan terpotongnya bagian depan rangkaian pegunungan struktural.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNE8ZkzgFXs30YH-De-ex9p-leDtPtYdDcw0Uy3ERYbA89WaND5-w_RB_MhDge9zMoeBtRW2I8NOJvgl_lCsP7zlvIp9EGk_Km8QpEP09xbPXkK7aUFezhmhlNiexM9ce80nsdfAAD0-8d/s320/5.jpg
Gambar 5. Triangular facet

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGjS7r13e8CYM03I1mQSiAQP-Nh9-zdciMNtqrNHylVe70CwktbrwWTEvs3W-Xg8AYTUQc8PwNE2asqGQZvmoaGXhOVFC0XEGnwcnHiBk4STifEgSwlh-00n9u03ljxaXsiSXN_vfi_qlz/s320/6.jpg
Gambar 6. Faulth scarp

h.      Adanya boundins : lapisan batuan yang terpotong-potong akibat sesar.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCzUHjgau5lbl_Es2gXnP_y_yPOMaluIqcspOntRT82OY0q77EF7VpQN7Sf1uZM7EAHe6TKaX-z4qpPc7ky_lPgs304HCph_wgzCbw84xlbQdiFwiR7nDocrPnj07qFrvujnYJKBIf5JZX/s1600/7.jpg
Gambar 7. Boundins


A.    Klasifikasi Sesar
Klasifikasi sesar dapat dibedakan berdasarkan geometri dan genesanya:
1.      Klasifikasi geometris
a.       Berdasarkan rake dari net slip.
ü  strike slip fault (rake=0º)
ü  diagonal slip fault (0 º < rake <90 span="span">
ü  dip slip fault (rake=90º)

b.      Berdasarkan kedudukan relatif bidang sesar terhadap bidang perlapisan atau struktur regional
ü  strike fault (jurus sesar sejajar jurus lapisan)
ü  bedding fault (sesar sejajar lapisan)
ü  dip fault (jurus sesar tegak lurus jurus lapisan)
ü  oblique / diagonal fault (menyudut terhadap jurus lapisan)
ü  longitudinal fault (sejajar struktur regional)
ü  transversal fault (menyudut struktur regional)

c.       Berdasarkan besar sudut bidang sesar
ü  high angle fault (lebih dari 45o)
ü  low angle fault (kurang dari 45o)

d.      Berdasarkan pergerakan semu
ü  normal fault (sesar turun)
ü  reverse fault (sesar naik)

e.       Berdasarkan pola sesar
ü  paralel fault (sesar saling sejajar)
ü  en chelon fault (sesar saling overlap dan sejajar)
ü  peripheral fault (sesar melingkar dan konsentris)
ü  radial fault (sesar menyebar dari satu pusat)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYfT5y4bmkH2veZwb3li-XR9hw91A5jIaamgw-rEUcBr93XffwEFqUgDAGjIPClRt1p0lYAWFTAy5LX25uK-QTNmY_3mUsV7O9FiqT3WkFE_oBvaLlx3z0YEEYm2HLoWM5YUrzfPxys2sJ/s320/8.jpg
Gambar Klasifikasi sesar

2.      Klasifikasi genetis
Berdasarkan orientasi pola tegasan yang utama (Anderson, 1951) sesar dapat dibedakan menjadi :
ü  Sesar anjak (thrust fault) bila tegasan maksimum dan menengah mendatar.
ü  Sesar normal bila tegasan utama vertikal.
ü  Strike slip fault atau wrench fault (high dip, transverse to regional structure)
B.     Beberapa Jenis Sesar dan Penjelasannya
1.      Sesar Normal / Sesar Turun (Extention Faulth)
Sesar normal dikenali juga sebagai sesar gravitasi, dengan gaya gravitasi sebagai gaya utama yang menggerakannya. Ia juga dikenali sebagai sesar ekstensi (Extention Faulth) sebab ia memanjangkan perlapisan, atau menipis kerak bumi. Sesar normal yang mempunyai salah yang menjadi datar di bagian dalam bumi dikenali sebagai sesar listrik. Sesar listrik ini juga dikaitkan dengan sesar tumbuh (growth fault), dengan pengendapan dan pergerakan sesar berlaku serentak. Satah sesar normal menjadi datar ke dalam bumi, sama seperti yang berlaku ke atas sesar sungkup. Pada permukaan bumi, sesar normal juga jarang sekali berlaku secara bersendirian, tetapi bercabang.
Cabang sesar yang turun searah dengan sesar utama dikenali sebagai sesar sintetik, sementara sesar yang berlawanan arah dikenali sebagai sesar antitetik. Kedua cabang sesar ini bertemu dengan sesar utama di bagian dalam bumi. Sesar normal sering dikaitkan dengan perlipatan. Misalnya, sesar di bagian dalam bumi akan bertukar menjadi lipatan monoklin di permukaan.
Hanging wall relatif turun terhadap foot wall, bidang sesarnya mempunyai kemiringan yang besar. Sesar ini biasanya disebut juga sesar turun.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7tWedtHB3vOPtJjFOqTZXckGMhW2nMuTrzrYNw5-4fuuGodt0wLlHGxYwl57Z-qU5ZGZbNwUa-UyzFbLXc7utV1D_gW_VTlljpJu8apII4wK8lfIMb8elXPysYwDeoNJj45LJPhHYUffR/s320/9.jpg
Gambar . Extention Faulth

Patahan atau sesar turun adalah satu bentuk rekahan pada lapisan bumi yang menyebabkan satu blok batuan bergerak relatif turun terhadap blok lainnya. Fault scarp adalah bidang miring imaginer tadi atau dalam kenyataannya adalah permukaan dari bidang sesar.

2.      Sesar naik (reverse fault / contraction faulth)
Sesar naik (reverse fault) untuk sesar naik ini bagian hanging wall-nya relatif bergerak naik terhadap bagian foot wall. Salah satu ciri sesar naik adalah sudut kemiringan dari sesar itu termasuk kecil, berbeda dengn sesar turun yang punya sudut kemiringan bisa mendekati vertical. Nampak lapisan batuan yg berwarna lebih merah pada hanging wall berada pada posisi yg lebih atas dari lapisan batuan yg sama pada foot wall. Ini menandakan lapisan yg ada di hanging wall udah bergerak relatif naik terhadap foot wall-nya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHD7vWLfT-9iesKedDJFbp0kenQmJJ9LY7p17vDP6aKbZsP0nFRDts0-Tg-UvHqNSbaBqQucMG8nVpV3MZSdgFJsbRAhHQK7WmDgmz1TAsV_sxQsIOoJvUqWMem7TrqEXvFI49f9K_4ZEg/s320/10.jpg
Gambar . Reverse fault / contraction faulth


3.      Sesar mendatar (Strike slip fault / Transcurent fault / Wrench fault)
Sesar mendatar (Strike slip fault / Transcurent fault / Wrench fault) adalah sesar yang pembentukannya dipengaruhi oleh tegasan kompresi. Posisi tegasan utama pembentuk sesar ini adalah horizontal, sama dengan posisi tegasan minimumnya, sedangkan posisi tegasan menengah adalah vertikal. Umumnya bidang sesar mendatar digambarkan sebagai bidang vertikal, sehingga istilah hanging wall dan foot wall tidak lazim digunakan di dalam sistem sesar ini. Berdasarkan gerak relatifnya, sesar ini dibedakan menjadi sinistral (mengiri) dan dekstral (menganan).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7SDMUF_H1Ff6S-a807ECjWCdO1EMSq4L2c2i5JCD08zX4kmBXdkGpWNVu8NYtx-USXCI9wJK5_N0Kn5f9R0gcmOhTKdaIQQca5JgzIzE-MQLrDlxSQXcytlnwtsXIcKrCc4sP6CPVW0Ov/s320/11.jpgGambar. Strike slip fault / Transcurent fault / Wrench fault


C.    Aplikasi Sesar dalam Bidang Geologi


ü  Petroleum system
ü  Geothermal
ü  Geoteknik
ü  Penanggulangan daerah rawan bencana



Sumber : http://geoenviron.blogspot.com/2012/10/struktur-geologi-sesar.html.                        Diakses tanggal 09 November 2014. Pukul 10.20.








6.      Pada daerah lipatan dan patahan pola aliran permukaan yang bagaimana terbentuk? Jelaskan?
Jawab:
Dengan berjalannya waktu, suatu sistem jaringan sungai akan membentuk pola pengaliran tertentu di antara saluran utama dengan cabang-cabangnya dan pembentukan pola pengaliran ini sangat ditentukan oleh faktor geologinya. Pola pengaliran sungai dapat diklasifikasikan atas dasar bentuk dan teksturnya. Bentuk atau pola berkembang dalam merespon terhadap topografi dan struktur geologi bawah permukaannya. Saluran-saluran sungai berkembang ketika air permukaan (surface runoff) meningkat dan batuan dasarnya kurang resisten terhadap erosi. Sistem fluviatil dapat menggambarkan perbedaan pola geometri dari jaringan pengaliran sungai. Jenis pola pengaliran sungai antara alur sungai utama dengan cabang-cabangnya di satu wilayah dengan wilayah lainnya sangat bervariasi. Adanya perbedaan pola pengaliran sungai di satu wilayah dengan wilayah lainnya sangat ditentukan oleh perbedaan kemiringan topografi, struktur dan litologi batuan dasarnya. Pola pengaliran yang umum dikenal adalah sebagai berikut : 
1.      Pola Aliran Rectangular 
Pola rectangular umumnya berkembang pada batuan yang resistensi terhadap erosinya mendekati seragam, namun dikontrol oleh kekar yang mempunyai dua arah dengan sudut saling tegak lurus. Kekar pada umumnya kurang resisten terhadap erosi sehingga memungkinkan air mengalir dan berkembang melalui kekar-kekar membentuk suatu pola pengaliran dengan saluran salurannya lurus-lurus mengikuti sistem kekar. Pola aliran rectangular dijumpai di daerah yang wilayahnya terpatahkan. Sungai-sungainya mengikuti jalur yang kurang resisten dan terkonsentrasi di tempat tempat dimana singkapan batuannya lunak. Cabang-cabang sungainya membentuk sudut tumpul dengan sungai utamanya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pola aliran rectangular adalah pola aliran sungai yang dikendalikan oleh struktur geologi, seperti struktur kekar (rekahan) dan sesar (patahan). Sungai rectangular dicirikan oleh saluran-saluran air yang mengikuti pola dari struktur kekar dan patahan.
 
Gambar. Pola aliran Rektangular

2.      Pola Aliran Trellis 
Geometri dari pola aliran trellis adalah pola aliran yang menyerupai bentuk pagar yang umum dijumpai di perkebunan anggur. Pola aliran trellis dicirikan oleh sungai yang mengalir lurus di sepanjang lembah dengan cabang-cabangnya berasal dari lereng yang curam dari kedua sisinya. Sungai utama dengan cabang-cabangnya membentuk sudut tegak lurus sehingga menyerupai bentuk pagar. Pola aliran trellis adalah pola aliran sungai yang berbentuk pagar (trellis) dan dikontrol oleh struktur geologi berupa perlipatan sinklin dan antilin. Sungai trellis dicirikan oleh saluran-saluran air yang berpola sejajar, mengalir searah kemiringan lereng dan tegak lurus dengan saluran utamanya. Saluran utama berarah searah dengan sumbu lipatan.
Gambar. Pola Aliran Trellis
3.      Pola Aliran Paralel (Pola Aliran Sejajar)  
Sistem pengaliran paralel adalah suatu sistem aliran yang terbentuk oleh lereng yang curam/terjal. Dikarenakan morfologi lereng yang terjal maka bentuk aliran-aliran sungainya akan berbentuk lurus-lurus mengikuti arah lereng dengan cabang-cabang sungainya yang sangat sedikit. Pola aliran paralel terbentuk pada morfologi lereng dengan kemiringan lereng yang seragam. Pola aliran paralel kadangkala mengindikasikan adanya suatu patahan besar yang memotong daerah yang batuan dasarnya terlipat dan kemiringan yang curam. Semua bentuk dari transisi dapat terjadi antara pola aliran trellis, dendritik, dan paralel.
Gambar. Pola Aliran Sejajar/Paralel






Tidak ada komentar:

Posting Komentar