1.
Jelaskan
apa yang dimaksud dengan daerah lipatan, mengapa melipat, dan berikan
penjelasan dengan gambar?
Jawab:
Struktur
Lipatan (Fold/Folded/Folding) adalah lekukan-lekukan di lapisan batuan dan
terjadi atas bended, bawah, atau kekuatan tekanan samping adalah penyebab utama
dari lipatan.
a. Pengertian
Lipatan Menurut Ahli :
v Menurut Hill
(1953)
Lipatan
merupakan pencerminan dari suatu lengkungan yang mekanismenya disebabkan oleh
dua proses, yaitu bending (melengkung) dan buckling (melipat).
Pada gejala buckling, gaya yang bekerja sejajar dengan bidang
perlapisan, sedangkan pada bending, gaya yang bekerja tegak lurus
terhadap bidang permukaan lapisan.
v Menurut Billing
(1960)
Lipatan merupakan bentuk undulasi atau suatu gelombang pada batuan
permukaan.
v Menurut Hob
(1971)
Lipatan akibat bending, terjadi apabila gaya penyebabnya agak
lurus terhadap bidang lapisan, sedangkan pada proses buckling,
terjadi apabila gaya penyebabnya sejajar dengan bidang lapisan. Selanjutnya
dikemukakan pula bahwa pada prosesbuckling terjadi perubahan pola
keterikan batuan, dimana pada bagian puncak lipatan antiklin, berkembang suatu
rekahan yang disebabkan akibat adanya tegasantensional (tarikan)
sedangkan pada bagian bawah bidang lapisan terjadi tegasan kompresi yang
menghasilkan Shear Joint. Kondisi ini akan terbalik pada sinklin.
v Menurut Park
(1980)
Lipatan adalah suatu bentuk lengkungan (curve) dari suatu bidang
lapisan batuan.
Kesimpulannya Lipatan adalah
perubahan bentuk dan volume pada batuan yang ditunjukkan dengan lengkungan atau
melipatnya batuan tersebut akibat pengaruh suatu tegangan (gaya) yang bekerja
pada batuan tersebut. Pada umumnya refleksi pelengkungan ditunjukkan pada
pelapisan pada batuan-batuan sedimen atau foliasi pada batuan metamorf. lipatan
adalah penyebab penting dari pembentukan gunung.
b. Jenis
lipatan
1.
Antiklin adalah serangkaian
lapisan atas melengkung dengan bagian sisi (kaki) mencelupkan ke arah yang
berlawanan dari bagian tengah lipatan perpecahan dengan plane yang disebut
bidang aksial dan diamati pada puncak (plan) pandangan sebagai sumbu lipatan
permukaan yang tererosi ini menunjukkan batuan menjadi semakin muda jauh dari
sumbu lipatan (fold axis)
2. Sinklin adalah
serangkaian lapisan bawah melengkung dengan kaki mencelupkan ke dalam arah yang
berlawanan terhadap sumbu lipatan permukaan yang tererosi ini menunjukkan
batuan menjadi semakin tua jauh dari sumbu lipatan.
Berikut
ini adalah gambar komponen dalam suatu lipatan:
Keterangan: a. lipatan tegak b.
lipatan miring c. lipatan rebah d.
Lipatan menggantung e. lipatan isoklin f. lipatan kelopak
c. Beberapa
definisi tentang lipatan :
a. Sayap
Lipatan,
yaitu bagian sebelah menyebelah dari sisi lipatan
b. Puncak
Lipatan,
yaitu titik atau garis yang tertinggi dari sebuah lipatan
c. Bidang
Sumbu Lipatan,
yaitu suatu bidang yang memotong lipatan,membagi sama besar sudut yang dibentuk
oleh lipatan tersebut.
d. Garis
Sumbu Lipatan,yaitu
perpotongan antara bidang sumbu dengan bidang horizontal.
e. Jurus
(Strike),
yaitu arah dari garis horizontal dan merupakan perpotongan antara bidang yang
bersangkutan dengan bidang horizontal.
f. Kemiringan
(Dip),
yaitu sudut kemiringan yang tersebar dan dibentuk oleh suatu bidang miring
dengan bidang horizontal dan diukur dengan tegak lurus dengannya.
d.
Tipe
khusus anticlines dan synclines :
a. Lipatan
Simetris
- adalah lipatan dengan sisi menunjukkan gambar cermin sehubungan dengan bidang
aksial
b. Lipatan
Asimetris
- lipat tanpa bayangan cermin dalam terhadap bidang aksial
c. Lipatan
Terbalik
- lipatan di mana bidang aksial dimiringkan dan tempat Dip akan ke arah yang
sama di kedua sisi bidang aksial
d. Lipatan
Telentang
- lipat dengan bidang horisontal aksial
e. Lipatan
non-plugging dan plugging :
Lugging adalah
memiringkan lipatan ke arah depan atau belakang - semua anticlines dan
synclines memiliki beberapa tingkat terjun non-plugging lipatan garis hubungan
memisahkan formasi ditampilkan dalam tampilan permukaan sejajar dan lurus garis
hubungan dalam salah satu dari dua pandangan profil horisontal dan sejajar
hubungan dalam tampilan profil lain melengkung ke atas atau bawah dalam
plugging lipatan hubungan baris di tampilan permukaan melengkung garis hubugan
dalam salah satu pandangan profil dip ke arah garis hubungan terjun dalam
tampilan profil lain yang melengkung ke atas atau bawah garis hubungan
permukaan antara formasi yang convexed (ditutup) ke arah terjun untuk antiklin
yang dan cekung (terbuka) ke arah terjun untuk sinklin
f. pembentukan
dan lokasi minyak bumi dan gas alam dikaitkan dengan anticlines dan synclines. Daerah ladang minyak bumi di
Indonesia umumnya terletak pada daerah geosinklinal yang oleh J.H.F Umgrove
disebut Idiogeosinklinal.
Adakalanya sebuah daerah lipatan terjadi dari beberapa antiklinal dan
sinklinal. Deretan semacam itu masing- masing disebut antiklinorium dan
sinklinorium.
a. Lipatan (fold)
terdiri atas berbagai bentuk, di antaranya sebagai berikut:
b. Lipatan tegak
(symmetrical fold) terjadi karena pengaruh tenaga radial, kekuatannya sama atau
seimbang dengan tenaga tangensial.
c. Lipatan miring
(asymmetrical fold) terjadi karena arah tenaga horizontal tidak sama atau
tenaga radial lebih kecil daripada tenaga tangensial.
d. Lipatan rebah
(overturned fold) terjadi karena tenaga horizontal berasal dari satu arah.
e. Lipatan menutup
(recumbent fold) terjadi karena hanya tenaga tangensial saja yang bekerja.
Jika berbicara mengenai
lipatan ada beberapa macam sebagai
akibat dari kekutan
yang membentuknya, yaitu lipatan
tegak, miring, menggantung, isoklin, rebah, kelopak, antiklinoriun, dan
sinklinorium. Di dunia
ini banyak terdapat
daerah lipatan yang
memperlihatkan bentukan topografi yang jelas,
lipatan yang terkenal
adalah Sirkum Pasifik
dan lipatan Alpina.
Kedua lipatan tersebut mempunyai kelanjutan
di Indonesia. Lipatan
Alpina di Indonesia berupa sistem
pegunungan Sunda yang terbentang
di Indonesia mulai dari Sumatera, Jawa,
Nusra, Maluku, dan berakhir di P Banda. Lipatan
ini merupakan busur
dalam yang Indonesia
bersifat volkanis dan
busur luar yang
non vulkanis. Demikian pula
dengan lipatan Sirkum
Pasifik dari Pilipina
bercabang ke Kalimantan
dan Sulawesi dan seterusnya.
Pegunungan
bukit barisan di Sumatera dari daerah sebelah barat Aceh sampai lampung dalam
jarak kira-kira 1050 km disebelah barat, pegunungan ini miring kearah lautan
Indonesia dan sebelah timur miring ke daerah pantai timur Sumatera. Pegunungan
bukit barisan ini dicirikan oleh lipatan-lipatan yang arahnya sejajar dengan
pulau Sumatera.
Kesimpulannya
bahwa daerah lipatan adalah daerah yang terbentuk karena tekanan horizontal pada
lapisan batuan liat atau elastis sehingga terjadi penggelombangan dan
terbentuknya punggung atau antklinal dan lembah pegunungan lipatan atau
sinklinal. (Sudarmi, 2013:25)
Sumber :
Drs.
Sudarmi, M.Si. 2011.geologi dasar.
Universitas Lampung: Bandar lampung.
http://geoanis.blogspot.com/2012/04/lipatan-foldsflexures.html. Diakses tanggal 09
November 2014. Pukul 20.53.
2.
Sebutkan
dan jelaskan bentukan-bentukan khas di daerah berstruktur lipatan dan
berstruktur patahan dan berikut dengan gambarnya?
Jawab:
Di
daerah yang berstruktur lipat dapat dijumpai beberapa bentukan yang merupakan
bentukan khasnya.Adapun bentukan-bentukan khas tersebut berikut ini disajikan secara
satu persatu.
1. Bentukan
khas di daerah lipatan
Pertama kali yang harus
disadari bahwa suatu daerah yang berstruktur lipatan, oleh tenaga eksogen
dihancurkan melalui proses denudasional, sehingga permukaan menjadi rata. Oleh
karena itu kenanpakan topografi seperti antiklinal dimungkinkan bukan menjadi punggungan
topografi, demikian pula sinklinal ditemukan bukan merupakan lembah. Di samping
itu, dimungkinkan pula terjadi pembalikan relief (inversion of relief) sebagai
akibat dari bekerja ulangnya tenaga endogen. Bentukan khas yang terdapat pada
daerah berstruktur lipatan yang berkenaan dengan pembentukan lipatan kulit bumi
belum dijumpai pembentukan baru, pada umumnya telah mengalami beberapa siklus
geomorfologi, sehingga bentanglahan yang ada banyak yang dijumpai multi siklis.
Walaupun di banyak tempat di permukaan
bumi ini telah mengalami proses demikian, di daerah yang berstruktur lipat
dapat dijumpai beberapa bentukan yang merupakan bentukan khasnya. Adapun
bentukan-bentukan khas tersebut berikut ini disajikan secara satu persatu :
1. Bentukan berupa pola aliran trellis,
Pada bagian terdahulu telah dikemukan mengenai pola pengaliran trellis itu
terdiri atas lembah-lembah besar yang sejajar satu sama lain (lembah
subsekwen), dan anak-anak sungainya yang bermuara tegak lurus pada sungai yang
sejajar tersebut. Anak-anak sungai tersebut merupakan lembah obsekuen, resekwen
atau konsekwen.
2. Bentukan berupa punggungan antiklinal
(anticlinal ridge), Merupakan punggungan atau pegunungan yang bertepatan dengan
sinklinal. Pada umumnya deretan pegunungan itu sejalan dengan sumbu/strike dari
antiklinal itu. Bentuk punggungannya membulat dan relief halus, dengan
lerengnya berupa dip dari struktur.
3. Bentukan berupa lembah antiklinal
(anticlinal valley), merupakan lembah-lembah yang berkembang sepanjang sumbu
antiklinal. Bentukan ini benar-benar menunjukkan pembalikan relief.
4. Bentukan lembah sinklinal (synclinal
valley), merupakan lembah yang berkembang sepanjang sumbu sinklinal.
5. Bentukan punggungan sinklinal (synclinal
ridge), Merupakan punggungan yang berkembang sepanjang sumbu sinklin. Ini pun
menunjukkan adanya pembalikan relief yang sempurna. Punggungannya biasanya
lebar dengan lereng yang curam.
6. Bentukan berupa punggungan homoklinal
(homoclinal ridge), Punggungan homoklinal merupakan punggungan yang terdapat
disetiap antiklinal/sinklinal akibat pengirisan lembah pada saya dan sepanjang
sayap itu., dengan sendirinya punggungan ini akan berupa cuesta atau hogback
tergatung kepada besarnya kemiringan struktur. Bisanya bentukan ini dibatasi
oleh adanya pergantian kekerasan lapisan batuan yang berselang seling antara
lapisan batuan lunak dan lapisan yang keras.
Cuesta adalah bentuk punggungan atau bukit
yang kemiringan lerengnya tidak sama sebagai akibat dari kedudukan
lapisan-lapisan batuan pembentuknya yang landai. Cuesta mempunyai lereng
belakang (back slope) yang landai dan lereng muka (inface) lebih curam. Apabila
cuesta dengan kedudukan lapisan batuan itu cukup curam dan kedua lereng bukit
mempunyai kemiringan yang hampir sama, maka dinamakan Hogback. Sedangkan bila kedudukan
lapisan itu mendatar, bukit yang demikian dinamakan messa. Messa yang berukuran
kecil disebut butte.
Bentukan berupa lembah
homoklinal (homoclinal valley), Merupakan lembah yang berkembang pada sayap
antiklin atau sinklin. Sayap antiklin yang berkembang menjadi lembah ini
disebabkan oleh proses erosi/denudasi yang kuat.
2. Bentukan khas di daerah struktur
kubah (dome).
Bentukan khas di daerah
struktur kubah dan antiklin adalah berbentuk elips dan bentuknnya tergantung
pula oleh kemiringan lapisan-lapiasn batuan penyusunnya serta tingkat erosi
yang telah terjadi pada daerah tersebut. Seperti halnya di daerah struktur
lipatan , pada struktur kubahpun pada umumnya
telah mengalami erosi
pada tingkat lanjut
dalam arti erosi
yang bekerja sudah
sangat intensif. Adapun
bentukan-bentukan yang khas
pada daerah dengan struktur kubah
yaitu:
a. Pola
pengaliran
Pola
pengaliran biasanya radial pada kubah muda dengan lembah termasuk lembah
konsekuen. Pola pengaliran anular
pada kubah usia
dewasa. Pola ini memperlihatkan sungai-sungai
besar membentuk lingkaran dan
anak-anak sungai bermuara
tegak lurus dengan
sungai induk.
b. Terdapat
bentukan Cuesta, Hogback, Messa, Butte,Flat iron. Messa, butte,
dan flat iron
ini pada dasarnya adalah suatu
bukit sisa yang
ada di daehar yang
berstruktur kubah. Biasanya
bukit sisa ini material batuannya
adalah resisten, sehingga dengan material
yang resisten terhadap
erosi membentuk topografi yang
menjulang dibandingkan
dengan deerah sekelilingnya.
3. Bentukan khas di daerah struktur
patahan
Di atas
telah pula dijelaskan
secara panjang lebar,
bahwa patahan itu
terjadi oleh tekanan
atau tarikan yang menyertai bentuk lipatan, kubah, kerutan yang disertai
dengan pergeseran. Adapun bentukan-bentukan khas daerah lipatan antara lain:
b. Flexure
Flexeure adalah suatu bentukan yang terjadi
jika pergeseran ke arah vertikal
antara dua blok batuan yang besar,
hanya melampaui jarak
yang tidak panjang,
sehingga antara dua
massa batuan yang bergeser
tersebut tidak sampai
putus, melainkan hanya
terjadi atau membentuk takikan saja.
Kemudian
mengenai apakah sesar itu mampu membuat suatu morfologi yang jelas ?
Berkaitan
dengan pertanyaan tersebut ada dua pandangan yang satu sama lainnya mempunyai
perbedaan. Pandangan yang menjelaskan bahwa
gradasi lebih cepat
dari pada sesar
dalam mebentuk morfologi, sehingga
sesar yang ada
dianggap bukan hasil
patahan secara langsung, tetapi akibat erosi di atas sesar
atau patahan yangtelah ada baik yang lama maupun yang masih baru. Sesar yang
ada sekarang telah tererosi sejakzaman Mesozoicum, pada saat awal terjadi
pelipatan (Spurr , dalam Lobeck: 1930: 540). Pandangan yang kedua, menyatakan
bahwa sesar dapat mengalahkan degradasi
sehingga dapat membentuk
morfologi secara langsung.
Pada dasarnya keduanya mempunyai persamaan bahwa permukaan bumi ini
terbentuk karena adanya ketidakstabilan, apakah stabil dalam hal geologi dan geomorfologi
yang stabil atau tidak stabil.
Pada
daerah yang stabil, dimana morfologi akibat sesar merupakan hal yang biasa. Jadi kedua Flat iron pandangan
tersebut masing-masing mempunyai kebenaran, artinya ada morfologi yang langsung
merupak akibat sesar dan ada pula yang disebabkan oleh erosi di atas daerah
yang berstruktur patahan.
c. Tebing
Tidak setiap tebing
merupaakan hasil patahan, karena ada yang disebabkan oleh hal yang lain.
Misalnya tebing pada
cuesta, hogback, messa,
butte , tebing
pada kelokan meander
dan lain sebagainya terjadi bukan
karena sesar. Tebing akibat patahan disebut
Fault scrap, sedangkan terjadi bukan kerena patahan disebut Escarpment.Jadi Scarp ada dua yaitu fault scrap dan escarpment. Tebing yang
terjadi ada hubungannya dengan sesar ada dua macam (Lobeck, 1930: 563), yaitu:
1. Fault scarp
yaitu tebing yang
terjadi langsung kerena
sesar. Tebing seperti
ini mungkin mengalami pemunduran
oleh erosi, pelapukan atau masswasting. Oleh karena itu ada tebing muda, dewasa
dan tua dalam perkembangannya.
2. Fault
line scarp, yaitu tebing yang terjadi oleh pengerjaan erosi pada garis patahan,
karena di kiri kanan garis patahan itu terdapat batuan yang berlainan daya
tahannya terhadap erosi. Kenyataanya, tebing bisa terbentuk tersusun atau
bertebing majemuk ataupun bertingkat. Hal ini terjadi kemungkinan terjadi
karena beberapa kemungkinan yaitu:
ü Mula-mula fault
scrap terbentuk, kemudian
bagian atas dari
bagian yang turun
teerkikis, sehingga dasar tebing menggeser ke bawah. Dengan demikian
tebing bagian bawah adalah fault line scarp.
ü Mula-mula fault
scarp terbentuk, tetapi
terbentuknya berulang menghasilkan
step fault, sehingga terbentuklah
tebing bessusun. Di
samping juga proses
erosi terus bekerja
untuk menghasilkan fault line scrap.
Berbicara
mengenai fault scarp agar dibedakan dengan escarpment, karena keduanya memang
berbeda. Untuk itu perlu mengenal tanda-tanda faultscarp, yaitu Adanya singkapan bidang sesar yang jelas
yang memperlihatkan antara lain:
ü Peralihan
yang tiba-tiba dari permukaan yang curam, tanpa ada perbedaan dalam batuan
(litologis).
ü Pergeseran
lapisan-lapisan batuan antara dua daerah
yang dipi-sahkan oleh tebing yang berpotongan dengan sistem pelapis-annya.
ü Daerah
luas yang retak-retak atau hancur berupa bukit dan lem-bah yang berserakan.
Bukit yang seolah-olah tergelincir pada tebing.
Singkapan bidang sesar :
ü Dasar
tebing berupa garis lurus atau pada garis besarnya merupakan garis lurus.
ü Ujung
bukit-bukit berbentuk segitiga yang
berdampingan, melurus dengan sudut kemiringan yang kecil.
ü Terdapat
lembah melayang/hanging valley pada tebing.
ü Pada
dasar tebing muncul sumber-sumber mata air.
ü Adanya
bidang gesekan (slicken slide), yaitu permukaan tebing yang dilicinkan oleh
bongkah-bongkah yang bergerak dengan goresan-goresan yang dapat menerangkan
arah pergeseran
ü Terdapatnya
batuan beku luar yang terputus oleh adanya tebing, bentukan ini disebut dengan
batu gantung (louderbacks).
Pegunungan bongkah (block
mountain), mempunyai artiluas yang mencakup:
ü Monoklinal
block
ü Tiltt
block basin (blok pada cekungan)
ü Tilt
block mountains (blok pada punggungan)
c. Horst (blok
patahan yang relatif
naik) dan graben
(bagian dari blok
patahan yang relatif
turun.
Bentuk horst
dan graben (slank
dan horst). Graben adalah suatu
depresi patahan yang
sempit dan memanjang serta
dibatasi oleh suatu
bidang patanhan. Sedangkan
Hosrt merupakan
blok memanjang yang muncul dan lebih tinggi dari daerah sekitarnya.
Graben dan horst ini mempunyai jenis yang bervariasi, yaitu:
1. Graben
sederhana/tunggal
2. Horst
sederhana/tunggal
3. Graben
campuran
4. Horst
campuran
5. Graben resekuen
6. Asosiasi dengan fenomena vulkanis
Dari
jenis graben dan hoesrt yang telah dikemukakandi atas , maka untuk mempermudah
dalam memahaminya disajikan dalam gambar-gambar sebagai ilustrasi. Adapun
ilustrasi tersebut dpat dilihat pada Gambar 5 – 20 berikut.
d. Bentukan
khas pada sesar normal. Betukan
topografi pada sesar
normal, keadaanya
berlain-lainan tergantung kepada
batuannya, apakah batuannya homogim
atau batan yang
berlapis-lapis dengan
kekerasan yang berbeda-beda
pula sesuai dengan meterial
batuan penyusunnya. Pada
batuan homogin, bentukan yang dihasilkan oleh sesar tersebut adalah berupa
pegunungan yang terangkat
atau dimiringkan sepanjang bidang patahan, kemudian padabatuan yang
berlapis-lapis akat terdapat topografi
yang berlainan. Jika daerah
tersebut berupa antiklinal
yang terpatah-patah atau merupakan
suatu deretan hogbacks atu
berupa deretan pegununan
homoklinal ataupu merupatan deretan
cuesta tergantung kapada kemiringan lapisan
batuan yang tersesarkan.
e. Bentukan
khas pada sesar naik bersudut besar
Akibat sesar
naik dengan sudut
yang besar menghasilakan
bentukan dengan pengulangan pelapisan. Jika
mengalami erosi akan
terbentuk pula pola pengaliran
yang sama dengan
di daerah pelipatan atau daerah tersebut berlapis-lapis, dimana
perlapisannya miring silih berganti antara
lapisan satu dengan
lapisan yang lainnya
(lapisan keras dan
lapisan yang lebih
lunak.
f. Bentukan
khas pada sesar naik bersudut kecil (kelopak/thrust fault) Bentukan yang
terjadi pada kondisi ini biasanya kurang jelas, karena pergesesran yang terjadi
meliputi daerah yang
jauh, sebagai akibat
dari pergerakan massa
kulit bumi yang
relatif jauh dengan sudut
kemuringan yang kecil, patahan ini terjadi pada jenis trust fault (Lobeck,
1939: 559).
Setelah kelopak
tererosi, terkadang yang
tinggal hanya sisa-sia
berupa bukit kecil
karena ada bagian batuan yang
resisten. Bukit-bukit kecil tersebut diberi nama klippe, yaitu secara topografi merupakan sisa
kelopak (nappe outlier)
yang sama dengan
cuesta outlier dan
plateau outlier.
Tetapi secara
struktur tidak sama,
karena perlapisannya mempunyai
perbedaan, yaitu lapisan yang
lebih tua ada
di atas lapisan
yang lenih muda, sebagai
akibat dari lapisan
yang tebal menyusup ke bawah.
Pada permulaan pengirisannya, suatu
kelopak mungkin sekali secara
setempat-tempat dan
memperlihatkan lapisan yang lebih muda terletak di bawahnya.
g. Bentukan
khas pada sesar transcurrent
Sesar
transcurrent ini merupakan sesar
yang bergerak secara
horizontal. Hasil dari proses
ini akan terlihat
bila ada suatu bentukan
yang lurus tiba-tiba terpotong atau terputus. Misalnya
suatu deretan pegunungan atau
perbukitan yang tampak terpotong,
belokan sungai yang dengan tiba-tiba, dan lain-lain.
Perkembangan Fault Scarp Di Daerah
Struktur Patahan :
Pada bagian
terdahulu telah diuraikan
mengenai tebing dan
bidang patahan, dan
bagian berikut disajikan tentang
perkembangannya. Adapun perkembangan
ada beberapa tingkat,
yaitu muda, dewasa, dan tua. Pada
tingkat muda - dewasa:
a. Batuan
pada
bidang patatahan, terutama
dekat dasarnya, memper-lihatkan bekas-bekas gesekan yang disebut cermin
gesekan atau slickensides.
b. Tebing
pada bagian dasarnya diakhiri oleh garis patahan.
c. Pada
dasar tebing biasanya keluar air panas atau lava.
d. Lereng pegunungan
yang meanjang mengikuti
garis patahan pada
mukanya dan didasari oleh garis
lurus atau sedikut membengkok, tetapi sederhana.
e. Muka
tebing memotong struktur.
f. Terdapat
lounderbacks (batuan beku luar yang terputus-putus)
Pada tingkat Dweasa - Tua:
a. Cermin
gesekan telah dihancurkan oleh proses-proses subserial
b. Lounderbacks
telah hancur
c. Pada
dasar tebing terdapat aluvial fan
d. Muka
sesar telah teris-iris oleh proses-proses subserial, pada ujung bukit-bukit
yang berderet di dapat permukaan-permukaan yang
terbentang segitiga dengan
lembah-lembah yang berbentuk gelas
anggur. Kalau lembah-lembah
yang berbentuk gelas anggur
itu bertingkat tingkat, berarti telah terjadi pengangkatan yang terputus-putus.
e. Puncak
tebing membulat oleh pelapukan dan erosi.
f. Relief
akibat sesar telah halus. Untuk dapat memperjelas tentang perkemabangan
padadaerah lipatan, dome, dan patahan, berikut ini disajikan gambar-gambar
sebagai ilustrasi dari perkembangan suatu bentukan.
Sumber : https://helpmeups.files.wordpress.com/2012/. Diakses tanggal 09 November 2014. Pukul 10.00.
Herlambang,Sudarno,
2004 , Dasar-dasar Geomorfologi.
3.
Di
permukaan bumi ini ada dijumpai bentang lahan
yang multisiklis, jelaskan apa maksudnya, dan mengapa demikian?
Jawab:
Multisiklis
berasal dari kata “Multi” dan “Siklis”. Multi
yang berarti banyak dan siklis yang berhubungan dengan siklus. Sehingga
bentanglahan yang multisiklis adalah bentanglahan yang banyak terjadi karena
siklis atau siklus yang beragam.
Multisiklis
yang terjadi menyebabkan bentanglahan
tersebut beragam bentuknya serta dengan bentanglahan yang lain pasti mempunyai
variasi atau keunikan sendiri. Oleh karena itu daerah lipatan, kubah maupun
patahan mempunyai bentukan-bentukan khas. Unsur yang menyebabkan terjadinya
bentanglahan multisiklis antara lain:
Ø Antiklinal
( punggung lipatan )
Ø Inti
Antiklinal dan Inti Sinklinal
Ø Sinklinal
( lembah lipatan )
Ø Sumbu
antiklin dan sumbu Sinklinal
Ø Sayap
Lipatan
Ø Bidang
simetri
Contoh
bentukan-bentukan khas pada daerah lipatan antara lain pada gambar dibawah ini:
Sumber : Kamus besar bahasa
indonesia, kbbi.web.id.
4.
Jelaskan
apa yang dimaksud dengan Dip dan Strike, apa manfaat mempelajarinya?
Jawab
:
Bentuklahan hasil
bentukan struktural ditentukan
oleh tenaga endogen
yang menyebabkan deformasi perlapisan
batuan dengan menghasilkan
lipatan, kubah, dan
patahan serta perkembangannya.
Deformasi
perlapisan batuan ini menyebabkan adanya deformasi sikap perlapisan yang semula
horisontal menjadi miring
atau tegak dan
membentuk lipatan. Penentuan
nama suatu bentuklahan struktural
pada dasarnya di dasarkan pada sikap perlapisan batuan (dip dan strike).
a.
Strike dan Dip adalah sikap atau karakteristik
dalam batuan yang dihasilkan oleh forces geologi maupun sekarang setelah batuan
terlipat (ditekuk) atau faulted (retak dan bergerak di sepanjang celah jarak yang cukup
jauh).
ü
Strike adalah garis imajiner dengan arah
kompas membangun pada permukaan tempat sedimen atau kesalahan di mana semua
titik pada garis yang elevasi setara - arah kompas biasanya ditunjukkan sebagai
bantalan.
ü
Dip
adalah garis imajiner membangun menuruni lereng di tempat sedimen atau fault
arah dip tegak lurus terhadap arah strike dan biasanya dinyatakan dalam
bantalan dan sudut kemiringan (dip) diukur dari bidang horizontal ke bagian
atas tempat atau fault, sudut dip tidak boleh melebihi 90 derajat.
Ø Manfaat mempelajari DIP dan STRIKE yaitu kita bisa menganalisa arah STRIKE dari singkapan bahan galian, kemiringan
DIP dari bahan galian, penyebarannya,tingkat kestabilan lereng berdasarkan
kekar dan sesar selain itu masih banyak lagi pokoknya penting.
Manfaat mempelari Lipatan:
a. Mampu mengetahui jenis lipatan, mengelompokkan jenis lipatan dan pola
tegasan yang menyebabkan lipatan itu terjadi.
b. Mampu menginterpetasi pada peta bentukan lipatan dengan melihat pola
kontur, pola pengaliran.
c. Mengetahui bagian-bagian (unsur-unsur) dari suatu lipatan.
d. Dalam perminyakan bisa dijadikan sebagai tempat cebakan minyak dan gas
bumi.
e. Sebagai perencanaan pembangunan penambangan pada dunia tambang.
Sumber : https://ml.scribd.com/doc/173320757/Bentuk-Lahan-Asal-Struktural. Diakses tanggal 09 November 2014. Pukul
10.05.
5.
Jelaskan
samakah antara fault scrap dan escrapment , apa yang menyebabkan
pembentukannya?
Jawab:
Patahan atau sesar (atau istilah
geologynya) "fault" adalah satu bentuk rekahan pada lapisan
batuan bumi yang memungkinkan satu blok batuan bergerak relatif terhadap blok
yang lainnya. Pergerakannya bisa relatif turun, relatif naik, ataupun
bergerak relatif mendatar terhadap blok yg lainnya.
Tenaga pembentuk daerah yang berstruktur
patahan, adalah tenaga endogen yang mengakibatkan kulit bumi bergerak mendatar
dengan berlawanan arah atau bergerak ke bawah atau ke atas, yang sering disebut
dengan kekar, rekahan atau retakan yang cukup besar. Kulit bumi mengalami sesar
dimana patahan yang disertai dengan pergeseran kedudukan lapisan yang terputus
hubungannya (fault).
Fault scarp adalah tebing yang terbentuk
akibat patahan.
Sedangkan Escarpment adalah tebing yang
terjadi bukan karena patahan.
Fault scarp terjadi karena mengalami
pemunduran oleh erosi, pelapukan atau mass wasting.
Tanda-tanda terjadinya fault scarp:
a.
Adanya singkapan bidang patahan, dimana
terjadi pergeseran lapisan-lapisan batuan antara dua daerah yang dipisahkan
oleh tebing yang berpotongan dengan system pelapiasannya.
b.
Dasar tebing berupa garis lurus
c.
Ujung-ujung bukit berbentuk segitiga
yang berdampingan, melurus dengan sudut kemiringan yang kecil.
d.
Terdapat hanging valley pada tebing
e.
Pada dasar tebing muncul sumber mata air
f.
Adanya bidang gesekan
g.
Terdapatnya batuan beku luar yang
terputus oleh adanya tebing.
Secara garis
besar, sesar dibagi menjadi dua, yaitu sesar tampak dan sesar buta (blind fault). Sesar yang tampak adalah
sesar yang mencapai permukaan bumi sedangkan sesar buta adalah sesar yang
terjadi di bawah permukaan bumi dan tertutupi oleh lapisan seperti lapisan deposisi sedimen. Pengenalan sesar di lapangan biasanya cukup sulit. Beberapa kenampakan yang dapat digunakan sebagai penunjuk adanya sesar antara lain :
terjadi di bawah permukaan bumi dan tertutupi oleh lapisan seperti lapisan deposisi sedimen. Pengenalan sesar di lapangan biasanya cukup sulit. Beberapa kenampakan yang dapat digunakan sebagai penunjuk adanya sesar antara lain :
a. Adanya
struktur yang tidak menerus (lapisan terpotong dengan tiba-tiba)
b. Adanya
perulangan lapisan atau hilangnya lapisan batuan.
c. Kenampakan
khas pada bidang sesar, seperti cermin sesar, gores garis.
d. Kenampakan
khas pada zona sesar, seperti seretan (drag),
breksi sesar, horses, atau lices, milonit.
Gambar 4.
Zona sesar
e. Silisifikasi
dan mineralisasi sepanjang zona sesar.
f. Perbedaan
fasies sedimen.
g. Petunjuk
fisiografi, seperti gawir (scarp),
scarplets (piedmont scarp), triangular facet, dan terpotongnya bagian depan
rangkaian pegunungan struktural.
Gambar 5. Triangular
facet
Gambar 6. Faulth
scarp
h. Adanya boundins : lapisan batuan yang
terpotong-potong akibat sesar.
Gambar 7. Boundins
A. Klasifikasi
Sesar
Klasifikasi sesar dapat dibedakan
berdasarkan geometri dan genesanya:
1.
Klasifikasi geometris
a.
Berdasarkan rake dari net slip.
ü strike slip fault (rake=0º)
ü diagonal slip fault (0 º < rake <90
span="span">
ü dip slip fault (rake=90º)
b.
Berdasarkan kedudukan relatif bidang sesar terhadap
bidang perlapisan atau struktur regional
ü strike fault (jurus sesar sejajar jurus lapisan)
ü bedding fault (sesar sejajar lapisan)
ü dip fault (jurus sesar tegak lurus jurus
lapisan)
ü oblique / diagonal fault (menyudut
terhadap jurus lapisan)
ü longitudinal fault (sejajar struktur regional)
ü transversal fault (menyudut struktur regional)
c.
Berdasarkan besar sudut bidang sesar
ü high angle fault (lebih dari 45o)
ü low angle fault (kurang dari 45o)
d.
Berdasarkan pergerakan semu
ü normal fault (sesar turun)
ü reverse fault (sesar naik)
e.
Berdasarkan pola sesar
ü paralel fault (sesar saling sejajar)
ü en chelon fault (sesar saling overlap dan sejajar)
ü peripheral fault (sesar melingkar dan konsentris)
ü radial fault (sesar menyebar dari satu pusat)
Gambar Klasifikasi
sesar
2. Klasifikasi
genetis
Berdasarkan orientasi pola tegasan yang utama
(Anderson, 1951) sesar dapat dibedakan menjadi :
ü Sesar anjak
(thrust fault) bila tegasan maksimum
dan menengah mendatar.
ü Sesar normal
bila tegasan utama vertikal.
ü Strike slip fault atau wrench fault (high dip,
transverse to regional structure)
B. Beberapa Jenis Sesar dan Penjelasannya
1. Sesar Normal / Sesar Turun (Extention Faulth)
Sesar normal dikenali juga sebagai sesar gravitasi,
dengan gaya gravitasi sebagai gaya utama yang menggerakannya. Ia juga dikenali
sebagai sesar ekstensi (Extention Faulth)
sebab ia memanjangkan perlapisan, atau menipis kerak bumi. Sesar normal yang
mempunyai salah yang menjadi datar di bagian dalam bumi dikenali sebagai sesar
listrik. Sesar listrik ini juga dikaitkan dengan sesar tumbuh (growth fault), dengan pengendapan dan
pergerakan sesar berlaku serentak. Satah sesar normal menjadi datar ke dalam
bumi, sama seperti yang berlaku ke atas sesar sungkup. Pada permukaan bumi, sesar
normal juga jarang sekali berlaku secara bersendirian, tetapi bercabang.
Cabang sesar yang turun searah dengan sesar utama
dikenali sebagai sesar sintetik, sementara sesar yang berlawanan arah dikenali
sebagai sesar antitetik. Kedua cabang sesar ini bertemu dengan sesar utama di
bagian dalam bumi. Sesar normal sering dikaitkan dengan perlipatan. Misalnya,
sesar di bagian dalam bumi akan bertukar menjadi lipatan monoklin di permukaan.
Hanging wall relatif
turun terhadap foot wall, bidang
sesarnya mempunyai kemiringan yang besar. Sesar ini biasanya disebut juga sesar
turun.
Gambar . Extention
Faulth
Patahan atau sesar turun adalah satu
bentuk rekahan pada lapisan bumi yang menyebabkan satu blok batuan bergerak
relatif turun terhadap blok lainnya. Fault scarp adalah bidang miring imaginer
tadi atau dalam kenyataannya adalah permukaan dari bidang sesar.
2. Sesar naik (reverse
fault / contraction faulth)
Sesar naik (reverse fault) untuk sesar naik ini bagian hanging wall-nya
relatif bergerak naik terhadap bagian foot wall. Salah satu ciri sesar
naik adalah sudut kemiringan dari sesar itu termasuk kecil, berbeda dengn sesar
turun yang punya sudut kemiringan bisa mendekati vertical. Nampak
lapisan batuan yg berwarna lebih merah pada hanging wall berada pada
posisi yg lebih atas dari lapisan batuan yg sama pada foot wall. Ini
menandakan lapisan yg ada di hanging wall udah bergerak relatif naik
terhadap foot wall-nya.
Gambar . Reverse
fault / contraction faulth
3.
Sesar
mendatar (Strike slip fault / Transcurent
fault / Wrench fault)
Sesar mendatar (Strike
slip fault / Transcurent fault / Wrench fault) adalah sesar yang
pembentukannya dipengaruhi oleh tegasan kompresi. Posisi tegasan utama
pembentuk sesar ini adalah horizontal, sama dengan posisi tegasan minimumnya,
sedangkan posisi tegasan menengah adalah vertikal. Umumnya bidang sesar
mendatar digambarkan sebagai bidang vertikal, sehingga istilah hanging wall dan foot wall tidak lazim digunakan di dalam sistem sesar ini.
Berdasarkan gerak relatifnya, sesar ini dibedakan menjadi sinistral (mengiri)
dan dekstral (menganan).
C. Aplikasi Sesar dalam Bidang Geologi
ü Petroleum system
ü Geothermal
ü Geoteknik
ü Penanggulangan
daerah rawan bencana
Sumber : http://geoenviron.blogspot.com/2012/10/struktur-geologi-sesar.html. Diakses tanggal 09 November 2014. Pukul
10.20.
6.
Pada
daerah lipatan dan patahan pola aliran permukaan yang bagaimana terbentuk?
Jelaskan?
Jawab:
Dengan
berjalannya waktu, suatu sistem jaringan sungai akan membentuk pola pengaliran
tertentu di antara saluran utama dengan cabang-cabangnya dan pembentukan pola
pengaliran ini sangat ditentukan oleh faktor geologinya. Pola pengaliran sungai
dapat diklasifikasikan atas dasar bentuk dan teksturnya. Bentuk atau pola
berkembang dalam merespon terhadap topografi dan struktur geologi bawah
permukaannya. Saluran-saluran sungai berkembang ketika air permukaan (surface
runoff) meningkat dan batuan dasarnya kurang resisten terhadap erosi. Sistem
fluviatil dapat menggambarkan perbedaan pola geometri dari jaringan pengaliran
sungai. Jenis pola pengaliran sungai antara alur sungai utama dengan
cabang-cabangnya di satu wilayah dengan wilayah lainnya sangat bervariasi.
Adanya perbedaan pola pengaliran sungai di satu wilayah dengan wilayah lainnya
sangat ditentukan oleh perbedaan kemiringan topografi, struktur dan litologi
batuan dasarnya. Pola pengaliran yang umum dikenal adalah sebagai berikut
:
1. Pola Aliran
Rectangular
Pola rectangular umumnya berkembang pada batuan yang
resistensi terhadap erosinya mendekati seragam, namun dikontrol oleh kekar yang
mempunyai dua arah dengan sudut saling tegak lurus. Kekar pada umumnya kurang
resisten terhadap erosi sehingga memungkinkan air mengalir dan berkembang
melalui kekar-kekar membentuk suatu pola pengaliran dengan saluran salurannya
lurus-lurus mengikuti sistem kekar. Pola aliran rectangular dijumpai di daerah
yang wilayahnya terpatahkan. Sungai-sungainya mengikuti jalur yang kurang
resisten dan terkonsentrasi di tempat tempat dimana singkapan batuannya lunak.
Cabang-cabang sungainya membentuk sudut tumpul dengan sungai utamanya. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pola aliran rectangular adalah pola aliran
sungai yang dikendalikan oleh struktur geologi, seperti struktur kekar
(rekahan) dan sesar (patahan). Sungai rectangular dicirikan oleh saluran-saluran
air yang mengikuti pola dari struktur kekar dan patahan.
Gambar. Pola aliran Rektangular
2. Pola Aliran
Trellis
Geometri dari pola aliran trellis adalah pola aliran
yang menyerupai bentuk pagar yang umum dijumpai di perkebunan anggur. Pola
aliran trellis dicirikan oleh sungai yang mengalir lurus di sepanjang lembah
dengan cabang-cabangnya berasal dari lereng yang curam dari kedua sisinya.
Sungai utama dengan cabang-cabangnya membentuk sudut tegak lurus sehingga
menyerupai bentuk pagar. Pola aliran trellis adalah pola aliran sungai yang
berbentuk pagar (trellis) dan dikontrol oleh struktur geologi berupa perlipatan
sinklin dan antilin. Sungai trellis dicirikan oleh saluran-saluran air yang
berpola sejajar, mengalir searah kemiringan lereng dan tegak lurus dengan
saluran utamanya. Saluran utama berarah searah dengan sumbu lipatan.
Gambar. Pola Aliran Trellis
3. Pola Aliran
Paralel (Pola Aliran Sejajar)
Sistem pengaliran paralel adalah suatu sistem aliran
yang terbentuk oleh lereng yang curam/terjal. Dikarenakan morfologi lereng yang
terjal maka bentuk aliran-aliran sungainya akan berbentuk lurus-lurus mengikuti
arah lereng dengan cabang-cabang sungainya yang sangat sedikit. Pola aliran
paralel terbentuk pada morfologi lereng dengan kemiringan lereng yang seragam.
Pola aliran paralel kadangkala mengindikasikan adanya suatu patahan besar yang
memotong daerah yang batuan dasarnya terlipat dan kemiringan yang curam. Semua
bentuk dari transisi dapat terjadi antara pola aliran trellis, dendritik, dan
paralel.
Gambar. Pola Aliran Sejajar/Paralel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar